AKHWAT TEKNIK DAN SYARIAT

 
Sumber: google gambar
           Sebelum membaca, harus diketahui kalo semua tulisan ini hanya pendapat pribadi berdasarkan fenomena sosial dan agama.

            Beberapa waktu lalu, jujur saya terkejut saat ada akhwat  yang bercadar (atau apalah itu namanya yg nutupin hidung ke bawah) di kelas. Sebelumnya, dia hanya mengenakan jilbab panjang khas akhwat akhwat. Dulu saat masih belum bercadar, dia selalu duduk di depan, bahkan seingatku pernah bersebelahan dengannya. Interaksi saat itu hanya sebatas geser absen, tid lebih.

            Aku salut dengan wanita yang teguh dalam syariat. Tidak mudah melakukannya di tengah tengah kegiatan dan jadwal kuliah yang padat. Banyak konsekuensi yang harus ditanggung. Yang paling kentara adalah terbatasnya pertemanan.  Mana ada sejarahnya geng gengan haipbis kumpulnya sama mereka. Belum lagi kalau ada kumpul kumpul angkatan, suporteran, atau osjur. Mana ada hablum antara akhwat bercadar dan supporteran?

            Mereka kuat. Harus mampu berdiri sendiri. Minimal berdua (tentu yang mahram). Juah dari interaksi dengan ikhwan, apalagi laki laki bejat. Saya aja yang lulusan pondok (walau tidak mencerminkan seorang santri), merasa tidak pantasberinteraksi. Tentu karena tau, kalau mereka sangat membatasi interaksi itu. Yang kulakukan hanya mendukung apa yang seharusnya mereka lakukan.

            Banyak keterbatasan keterbatasan lain yang mereka sudah atau harus sadari. Keterbatasan ini muncul karena pilihan yang mereka buat sendiri. Saya tau, bercadar itu merupakan pilihan yang sulit. Harusnya sudah penuh pertimbangan, baik dari sisi agama maupun sosial. But univertisy live isn’t the right time, sis :(

            Sorry to say. Pemikiran saya gagal menemukan hablum antara cadar dan jurusan teknik. Saya lebih mendukung jilbab panjang daripada cadar. Itu lebih membuat anda nyaman di kehidupan perkuliahan. Saya tahu, anda tidak mencari itu. Tapi itu yang anda butuhkan. Di dunia yang semakin gila ini, woman power sangat dibutuhkan. Equality. Itu yang sekarang di suarakan.

            Anda tidak bisa mengubah fenomena fenomena sosial tanpa keluar rumah. Yang tahu jalan pemikiran perempuan, adalah perempuan itu sendiri. Untuk menyelesaikan fenomena sosial wanita, Anda lebih berhak untuk menyelesaikan daripada laki laki.

EPILOG: Tidak ada maksud sama sekali untuk mendiskreditkan akhwat yang bercadar. Saya yang lahir dari Rahim ponpes faham makna cadar. Kalau anda telah memilih jalan itu, istiqomah lah. Semoga Allah memberimu jalan terbaik. Salam, teman sekelasmu.

Tulisan ini ditutup dengan quotes: “He is my king, from this day until the last day”.
Apasi kagak nyambung.
           
           

            
AKHWAT TEKNIK DAN SYARIAT AKHWAT TEKNIK DAN SYARIAT Reviewed by Unknown on Oktober 12, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar

Blogger templates